Aku benci film-film romantis. Bukan berarti film itu jelek ataupun terlalu cengeng, tapi karena aku yang tidak sanggup untuk terus mengkhayal. Aku muak terus bertanya, kapan aku punya cerita cinta seperti itu? Kapan aku punya lelaki yang berkorban segalanya untukku? Pikiran-pikiran iri seperti itu yang membuatku lelah, karena sampai sekarang aku belum pernah merasakan cinta seperti itu.
Ketika aku menyukai seseorang, aku hanya sanggup memperhatikannya, melihatnya tertawa, melihatnya luar biasa. Tapi hanya sanggup melihat. Aku bahkan tidak berani mendekat. Ketika dia datang ntuk menyapa, mencoba mengobrol denganku, hal itu adalah hal yang tidak akan pernah terlupakan. Setidaknya dia menganggap aku ada di sekitarnya. Perasaan luar biasa itu yang selalu membuatmu tersenyum sepanjang ahari, tidak peduli masalah apa yang sedang menimpamu. Aku selalu ingin perasaan seperti itu.
Namun perasaan itu seringkali cepat menghilang padaku, tidak ada kelanjutannya. Perasaan yang terjadi jutru berubah menjadi perasaan ditinggalkan. Dia yang datang akan pergi menjauh. Dia pergi setelah aku mencoba dekat. Aku selalu bertanya, apa yang salah? apa yang kurang? Apa aku membosankan? Disela pertanyaan itu aku hanya mampu memaki. Dasar wanita Bodoh.
Semua cerita cintaku hanya berakhir seperti itu, tak pernah ada ending, hanya berhenti di tengah jalan. Selanjutnya aku kembali menunggu. Menunggu siapa lagi yang menganggap aku disekitarnya. Selama menunggu itu, aku menghindari khayalan nakal.
Meskipun cerita hidup dan cintaku terasa flat. Aku masih punya harapan, bahwa suatu saat akan ada yang datang untuk mengambil tulang rusuknya, yang tersimpan padaku. Tuhan tidak akan membiarkanku sendiri. Butuh waktu untuk mendapatkan kesempurnaan, dan butuh waktu pula bagi yang datang untuk menyempurnakanku. Kekekekekekk, tiba-tiba aku berubah alay.