Jumat, 26 April 2013

Sh*t Sahabat

Sahabat.
Banyak orang mengagung-agungkan sahabat. Sahabat bagaikan bla bla bla bla. Tanpa sahabat hidup akan menjadi bla bla bla bla bla. Pilih Cinta atau Sahabat, semua memilih sahabat. Sahabat adalah orang yang paling mengerti akan diri kita bla bla bla bla. Sahabat dalam kesempurnan lirik lagu bla bla bla bla
Dengan menulis ini, mungkin orang akan menganggap saya sebagai orang yang pesimitis. Tapi saya punya pandangan lain soal sahabat.
Pernahkah kau melihat diri anda sendiri, pernahkah Anda mengevaluasi diri Anda sendiri. Pernahkah Anda mengingat betapa seringnya Anda menjelek-jelekkan 'sahabat' Anda ketika ia sedang pergi menjauh dari kerumunan Anda. Pernahkah Anda mengingat betapa seringnya Anda membocorkan rahasia 'Sahabat' Anda, padahal Anda telah berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun. 
Saya mengakui, saya tidak pernah menyebutkan salah seorang pun sebagai sahabat saya. Benar, saya memang tidak punya sahabat. Saya mengamati banyak orang membicarakan aib temannya sendiri 'kepada saya' atau kepada orang lain. Itu membuat saya berpikir, orang yang saya anggap sahabat juga akan melakukan hal yang sama dibelakang saya. 
Saya rasa itu memang sifat alami manusia, sulit mengendalikan diri sendiri, termasuk diri saya sendiri. Manusia itu naif, seringkali tidak berani mengungkapkan secara 'face to face' kepada seseorang yang mengganjal pikirannya, termasuk saya. Manusia akan mencari orang lain untuk mendengarkan rasa gondoknya terhadap seseorang. Dengan kata lain, dia akan mencari pengikut, orang yang mempunyai kegondokkan yang sama, lalu mengintimidasi yang lain. Tidak pernah mau untuk duduk bertemu, lalu membicarakan permasalahannya. Hal ini akan terjadi baik itu sahabatmu atau bukan. Karena itu aku tidak percaya pada yang namanya Sahabat. Sahabat itu juga manusia, manusia itu baik kalau ada maunya, kalau tidak ada maunya ya seenaknya sendiri, dan saya yakin itu juga bagian dari diri saya. 
Saran saya hanya satu, be realistic. You cannot trust another human except your parent.. ! Sahabat atau apalah namanya itu bukan orang yang akan menjaga aib mu sampai mati.

This is my opinion. What's yours?

Mungkin, Aku memanglah Keset

Aku anak perantauan. Aku hidup dan tinggal di Kalimantaap tidak bisa menn. Sebenarnya aku bukan anak Kalimantan asli. Aku lahir di Pati, di desa kecil, bagian dari Jawa Tengah. Tapi sekarang aku sedang menempuh pendidikan di luar Kalimantan. Provinsi besar katanya, Jawa.
 Aku masih anak baru disini. Sekarang aku masih anak semester dua. Selama, dua semester ini aku belum pernah pulang. Mereka (orang Jawa) bilang rumahku sangat jauh. Iya, bagi ku rumahku sangat jauh karena aku harus menempuh perjalanan satu hari satu malam di dalam kapal untuk bisa pulang. Tapi untuk beberapa temanku (yang sama-sama perantauan), mereka selalu tidak terima kalau

ada yang bilang Kalimantan itu jauh. Mereka merasa terhina, karena dianggap orang pedalaman. Bagi mereka Kalimantan itu memang dekat karena hanya perlu 45 menit untuk naik pesawat ke bandara tempat kota kami tinggal. Hal itulah yang membuat presepsi kami tentang jarak Kalimantan ke Jawa itu berbeda. Semua hanya berpusat pada Uang. Uang membuat semua hal dapat diliha dari berbagai macam prespektif. Karena itulah aku selalu bermimpi untuk memiliki uang. Banyak orang seakan menjadi raja dengan uang. Merendahkan orang lain, membentak  orang lain, mengatur orang lain dengan mudahnya karena memiliki uang. Aku sering melihat Ibuku direndahkan orang lain, tidak dihargai orang lain. Aku hanya ingin mengembalikan derajat Ibuku ke tempat paling nyaman tanpa suara melengking manusia manusia sombong itu. Aku ingin itu, aku ingin membungkang mulut mereka dengan hal yang paling mereka banggakan. Aku ingin menyandung mereka dengan hal yang selalu mereka pamerkan. Aku ingin, sangat ingin. 

Tapi aku seperti tidak pernah punya kesempatan untuk melakukan hal itu. Aku hanya sama seperti Ibuku, hanya seperti keset yang selalu dihina. Tanpa adanya perubahan, keinginan ini hanya menjadi dendam yang tak pernah terwujud. Aku tetap menjadi keset, keset yang lembut, yang nyaman untuk diinjak injak.